Dodi Abdul Gani

Nama  : Dodi Abdul Gani
Noreg  : 5115 08 0258
E-mail  : dodiabdulgani@gmail.com
Status   : Ketua




Membuat Jurnal dari Skripsi 
Tugas 6


Mencari kesalahan Logika Kebahasaan dari Skripsi Bab 3,4 dan 5

Tugas 5


Mencari kesalahan Logika Kebahasaan dari Skripsi Bab 1& 2
Tugas 4 




Tugas 3

Memeperbaiki Catatan Kaki


Catatan kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

Definisi, Contoh & Membuat Catatan Kaki Foot Note
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas tentang apa itu catatan kaki atau foot note, Bagaimana cara membuatnya & seperti apa saja contohnya. Simak Uraian berikut ini.

I. Definisi & Pengertian Umum Catatan Kaki / Foot Note

Catatan kaki
adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Catatan kaki untuk artikel yang diambil dari internet, cantumkan nama pengarang, judul artikel, tuliskan online (dalam kurung) diikuti alamat situsnya, seperti http:/ http://www.ed.gov./…; yang memudahkan pembaca untuk mengakses sumber tersebut.

II. Jenis & Contoh Catatan Kaki / Foot Note
Sekarang kita akan mempelajari pencantuman sumber kutipan pola konvensional. Cara pencantuman sumber kutipan dengan menggunakan pola konvensional, yaitu menggunakan catatan kaki atau foot note.
Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.
————————————————————————————————————–
Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah … .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)
………………………………………………………
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.
————————————————————————————————————–
Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.

Catatan kaki untuk buku

        Dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).

Catatan kaki untuk artikel dan majalah
        Dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).
Perhatikan contoh berikut!
…………………………………………………
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
  Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber 
   nomor 5 sama dengan nomor 2.
Daftar Pustaka
Dalam penulisan makalah, penulisan ilmiah, skripsi, buku dan lain-lain terdapat lembar daftar pustaka, terdapat beberapa hal terkait dengan daftar pustaka yang harus anda ketahui, antara lain :

1.  Pengertian Daftar Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit, dan sebagainya yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karya tulis atau buku dan disusun berdasarkan abjad. Menurut Gorys Keraf yang dimaksud dengan daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel- artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan yang sedang digarap.
Melalui daftar pustaka pembaca atau penulis dapat melihat kembali kepada sumber aslinya. Mereka dapat menetapkan apakah sumber itu sesungguhnya mempunyai keterkaitan dengan isi pembahasan itu, dan apakah bahan itu dikutip dengan benar atau tidak. Dan sekaligus dengan cara itu pembaca dapat memperluas pula pengetahuannya dengan bermacam-macam referensi itu.

2. Fungsi Daftar Pustaka
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita peroleh, antara lain ;
a.   Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat bukan hasil pemikiran sendiri tapi juga ditambahkan dengan pemikiran orang lain.
b.  Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi yang menjadi sumber kutipan.
c.  Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis yang kita selesaikan.
d. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.

3. Unsur-unsur Daftar Pustaka
Hal yang perlu diketahui dalam penulisan daftar pustaka, yaitu :
a. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data publikasi, nama penerbit, tempat terbit, tahun terbit, edisi buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid, nomor, dan tahun.
4.  Jenis-jenis Daftar Pustaka
a. Kelompok Textbook
  • Penulis perorangan.
  • Kumpulan karangan beberapa penulis dengan editor.
  • Buku yang ditulis / dibuat oleh lembaga.
  • Buku terjemahan.
b.  Kelompok Jurnal
  • Artikel yang disusun oleh penulis.
  • Artikel yang disusun oleh lembaga.
  • Kelompok makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi / symposium.
c.  Kelompok disertasi / tesis
d.  Kelompok makalah / informasi dari Internet

5.  Penyusunan Daftar Pustaka
       Daftar pustaka dan penunjukannya pada naskah mengikuti salah satu
dari tiga sistem berikut :
a.  Nama dan Tahun (Name and Year System). Daftar pustaka disusun secara abjad  berdasarkan nama akhir penulis      dan tidak dinomori. Penunjukan pada naskah dengan nama akhir penulis diikuti tahun penerbitan.
b. Kombinasi Abjad dan Nomor (Alphabet-Number System). Pada sistem ini cara penunjukannya dalam naskah adalah dengan memberikan nomor sesuai dengan nomor pada daftar pustaka yang disusun sesuai abjad.
c. Sistem Nomor (Citation Number System). Kutipan pada naskah diberi nomor  berurutan dan susunan daftar pustaka mengikuti urutan seperti tercantum pada naskah dan tidak menurut abjad.
6.   MetodeHavard
Contohnya seperti pada gambar di bawah ini.

7.   Cara Penulisan Daftar Pustaka Textbook
a.  Buku yang ditulis/dibuat oleh lembaga : nama lembaga, tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garis bawahi), edisi dan volume, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.
b.  Buku terjemahan : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul buku (cetak miring atau garisbawahi), penerjemah, nama penerbit, tempat penerbit (kota), halaman yang dibaca.

8.   Cara Penulisan Daftar Pustaka Jurnal dan Disertasi/Tesis
a. Kelompok makalah yang dipresentasikan dalam seminar/konferensi/simposium : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah, nama forum penyajian (cetak miring atau garisbawahi), kota, bulan dan tanggal penyajian.
b.   Kelompok disertasi/tesis : nama penulis (disusun balik), tahun terbit, judul disertasi/thesis (centang miring atau garisbawahi), tempat penerbitan (kota), universitas, kata “disertasi” atau “tesis”.

9.    Cara Penulisan Daftar Pustaka dari Internet
a.  Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila ada nama penulis) : nama penulis (disusun balik), tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.
b.    Kelompok makalah / informasi dari Internet (apabila tidak ada nama penulis) : nama lembaga yang menulis, tahun penyajian, judul makalah / informasi, alamat Internet.

Kutipan
             Kutipan adalah pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, majalah, surat kabar, atau bentuk tulisan lainnya,mau pun dalam bentuk lisan.

Tujuan
             Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
1.      landasan teori
2.      penguat pendapat penulis
3.      penjelasan suatu uraian
4.      bahan bukti untuk menunjang pendapat itu.
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
2.      Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
3.      Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
4.      Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
5.      Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
6.      Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

 Prinsip Mengutip
a. Karena kutipan itu pada hakekatnya adalah pinjaman pendapat seseorang, maka pengutip jangan mengadakan perubahan, baik kata-katanya mau pun tekniknya. Bila penulis terpaksa mengadakan perbaikan, misalnya dianggap ada kesalahan, penulis harus memberi keterangan.


Contoh:
Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang. Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:
1)      Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.
2)      Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.
3)      [Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya. Cara 2) ini lebih umum.
b. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
Caranya:
1) menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi
2) menghilangkan bagian kutipan yang lebih dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai ke margin kanan)
4. Jenis Kutipan
Kutipan langsung
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Cara penulisannya sebagai berikut :
a)    Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dimasukkan kedalam teks,
  • Diketik seperti ketikan teks
  • Diawali dan diakhiri dengan tanda (“)
  • Sumber rujukan ditulis langsung sebelum atau sesudah teks kutipan
b)    Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih,
  • Diketik satu spasi
  • Dimulai tujuh ketukan dari batas tepi kiri
  • sumber rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan
Cara Mengutip
1) yang tidak lebih dari empat baris:
  • kutipan diintegrasikan dengan teks
  • jarak antar baris kutipan dua spasi
  • kutipan diapit dengan tanda kutip
  • sesudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam
  • tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan
  • menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit,
  • dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil
2) yang lebih dari empat baris:
  • kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
  • jarak antar baris kutipan satu spasi
  • kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks
  • pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru,
  • maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan
  • kutipan diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip
  • di belakang kutipan diberi sumber kutipan {seperti pada 1)}
Kutipan tak langsung
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ) seperti telah dicontohkan.
Adapun cara penulisannya sebagai berikut :
  • Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana dengan teks biasa
  • Semua kutipan harus dirujuk
  • Sumber-sumber rujukan harus ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan
Cara Mengutip
1)      Kutipan diintegrasikan dengan teks
2)      Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3)      Kutipan tidak diapit tanda kutip
4)      Sesudah selesai diberi sumber kutipan
Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.

Kutipan atas ucapan lisan
Harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini dapat ditempuh dua cara:
1)      Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda
2)      Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda, kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
Kutipan langsung pada materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat, (dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa yang berbicara.
Contoh:
1)      Jelas,kata Prof. Haryati, kosa kata bahasa Indonesia banyak mengambil dari kosa kata bahasa Sansekerta.
Catatan: Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran
Sumber dari :


 



Tugas 2


EYD
EYD adalah Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan , Dan ejaan mulai resmi dipakai/digunakan di Indonesia tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elips, dan tanda garis miring. 
 A. Pemakaian Huruf Kapital
1.      Dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
2.      Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
3.      Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci.
4.      Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan.
5.      Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat.
6.      Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
7.      Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku dan bahasa.
8.      Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
9.      Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
10.  Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna pada unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
11.  Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.
12.  Dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
B.  Huruf Miring.
  1. Huruf miring dipakai untuk menulikan nama buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. 
  2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata atau kelompok kata. 
  3.  Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah asing.
C.  Tanda Titik
  1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
  2. Tanda titik dipakai di akhi angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
  3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit dan detik yang menunjukkan waktu.
  4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan di antara nama penulis, judul tulisan.
  5. Tanda titik dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi dan sebagainya.
  6. Tanda titik dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat.
D.  Tanda Koma Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian.
  1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
  2. Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
  3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh kasihan dari kata lain yang terdapat di dalamkalimat.
  4. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
  5. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
  6. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya.
1.7 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang penelitian serta lancasan teori yang dikemukakan, hipotesis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Penggunaan EYD dalam penulisan jurnal yang diteiliti secara garis besar sudah benar seperti penggunaan huruf kapital, tanda baca titik, tanda baca koma dan huruf miring.
2.      Kalimat-kalimat dari jurnal yang diteliti sudah memenuhi kriteria sebuah kalimat efektif yaitu mengandung informasi.
3.      Paragraf yang terdapat pada jurnal yang diteliti pada umumnya merupakan paragraf deduktif dan dikembangkan dengan teknik deskriptif.
1.8 Metodelogi
Penelitian ini membahas setiap kalimat dan paragraf dalam jurnal berdasarkan EYD, kalimat efektif dan paragraf yang benar.  Setiap kalimat akan dibaca dan dianalisa oleh penulis berdasarkan kriteria EYD dan kalimat efektif yang benar.  Sedangkan paragraf akan diteliti berdasarkan kalimat utama, teknik pengembangan dan koherensi yang terdapat didalamnya.
1.9  Sumber Data
Data diperoleh dengan studi kepustakaan.  Pengumpulan data dilakukan dengan membaca hasil penelitian orang lain yang berupa jurnal.


Tugas 1


KERANGKA KARANGAN

Kerangka Karangan

Kerangka karangan merupakan hasil penangungkapan ide seorang penulis yang mampu mengungkapkannya secara tersusun dan terpadu. Susunan ide dalam komposisi yang terpadu ikut menentukan baik tidaknya suatu karangan / laporan ilmiah.

Cara Penyusunan Ide
1.      Menyusun kerangka karangan sebelum mulai menulis laporan
2.      Mengembangkan pokok-pokok ide dalam alinea pada saat menyusun / menulis laporan.

Penyusunan Kerangka Karangan
Sebelum dijelaskan bagaimana cara menyusun kerangka karangan, ada baiknya calon penulis karangan/laporan ilmiah mengetahui batasan, fungsi dan jenis kerangka karangan.

1. Batasan
Kerangka karangan ialah susunan pokok-pokok pembicaraan yang dikemukakan dalam suatu karangan/laporan.

2. Fungsi
Fungsi kerangka karangan ini dapat ditinjau dari tiga segi yaitu dari segi peneliti, penulis laporan, dan pembaca.

a.   Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi peniliti.
Laporan ilmiah memuat masalah yang diteliti, jalan penelitian, pembahasan, dan hasil penelitian, serta saran-saran untuk langkah yang akan diambil sebagai tindak lanjut. Jalan penelitian direncakan sebelum penelitian dilakukan. Penelitian dilaksanakan dengan berpedoman pada rencana ini, yaitu yang berupa langkah-langkah yang akan dilakukan. Langkah-langkah ini diungkapkan berupa topik-topik sebagai pokok pembicaraan yang nanti dituangkan ke dalam laporan. Topik-topik disusun di dalam kerangka karangan. Oleh sebab itu, kerangka karangan ini berguna bagi peniliti sebagai pedoman untuk melaksanakan penelitian terutama dalam mengumpulkan data. Biasa kerangka karangan yang disusun sebelum penelitian dilakukan ini akan mengalami perubahan pada waktu penulisan laporan akan dimulai. Jadi, kerangka karangan disini berfungsi sebagai ancang-ancang melakukan penelitian.


b. Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi penulisan laporan.
Kerangka karangan yang dibuat sebelum penelitian dilakukan diperhatikan kembali, kemudian dibandingkan dengan fakta yang dihadapi waktu melaksanakan penelitian. Selama mengumpulkan data dan melakukan penelitian banyak sekali pengetahuan dan pengalaman penulis bertambah. Berdasarkan penambahan pengetahuan dan pengalaman inilah peneliti/penulis laporan menyempurnakan dan menyusun kembali kerangka karangan ini, makin mudah bagi penulis untuk menuangkan hasil penelitian dan mengungkapkan gagasannya ke dalam laporan ini. Dengan demikian, diketahui bahwa kerangka karangan berguna bagi penulis sebagai pedoman penulisan laporan tersebut. Karangan pokok-pokok ide sudah tersusun secara terperinci dan terpadu.

c. Fungsi kerangka karangan ditinjau dari segi pembaca
Jika laporan sudah selesai ditulis, maka kerangka karangan (pokok-pokok pembicaraan) ini dincantumkan di dalam daftar isi. Hal ini berguna bagi pembaca, karena mereka dapat mengetahui dengan cepat ide-ide yang diungkapkan dalam laporan tersebut.


Jenis Kerangka Karangan
Berdasarkan cara mengungkapkan pokok-pokok pembicaraan ke dalam kerangka karangan, maka kerangka karangan dapat dibagi atas tiga jenis

a.  Kerangka karang topik
Pada kerangka karangan topik, pokok pembicaraan diungkapkan berupa kata atau kelompok kata.

b. Kerangka karangan kalimat
Pada kerangka karangan kalimat, pokok pembicaraan diungkapkan dengan menggunakan kalimat. Bentuk ini disebut juga kerangka karangan formal, karena bentuk inilah yang diperlihatkan kepada pembimbing jika penelitian itu dilakukan dengan mendapat bimbingan dari seseorang. Bentuk ini digunakan juga sebagai dasar pembuatan proposal.

c. Kerangka karangan alinea
Pada kerangka karangan alinea, pokok pembicaraan diungkapkan dengan disertai penjelasan seperlunya seghingga berbentuk alinea.

Cara pembuatan kerangka karangan.

Untuk memperoleh kerangka karangan yang tersusun, terperinci dan padu, hendaklah ditempuh beberapa tahap kegiatan yaitu tahap:
1.      pengumpulan ide;
2.      penyaringan ide;
3.      penyempurnaan ide;
4.      pengelompokan ide;
5.      penyusunan urutan ide;


1.      Pengumpulan ide

Pada tahap pertama ini penulis cukup menuliskan pada selembar kertas semua ide (pokok-pokok pembicaraan) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, baik mengenai bagian-bagian masalah, aspek-aspek yang mempengaruhi masalah, akibat-akibatnya, maupun jalan keluarnya. Semua ide (pokok pembicaraan) yang teringat oleh penulis dicantumkan semua tanpa pikiran apakah ide itu perlu dikemukakan dan dibahas atau tidak.

2.      Penyaringan dan penyempurnaan ide

Setelah ditempuh tahap pertama, baru diperhatikan dan dipikirkan, apakah ada ide yang tidak perlu dikemukakan/dibahas, kalau ada maka ide  itu dicoret/dihilangkan. Sebaliknya jika ada ide yang perlu dibahas tetapi belum tercantum pada daftar ide tadi, maka pada daftar itu perlu ditambahkan ide yang dimaksud, demikina seterusnya sampai penulis menganggap bahwa daftar ide itu cukup bagus.

3.      Pengelompokan ide

Setelah penulis menganggap bahwa daftar ide itu sudah cukup, langkah berikutnya ialah mengelompokkan ide-ide tersebut menurut jenisnya.

4.      Penyusunan urutan ide

Ide-ide sekarang sudah terkelompok. Langkah-langkah berikutnya ialah penulis memperhatikan ide yang terdapat pada setiap kelompok. Kemudian ide yang terdapat pada setiap kelompok itu disusun menurut tingkatnya. Setiap kelompok ide diberi judul. Kemudian judul-judul kelompok (beserta anggota kelompoknya) ini disusun pula menurut tingkatnya. Jika langkah-langkah ini dilakukan dengan baik, maka penulis akan melihat bahwa pokok-pokok pembicaraan sudah lengkap dikemukakan serta tersusun secara teratur dan terpadu.

Contoh Kerangka Karangan
I. Kerangka Sementara
Topik: Kegiatan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Periode 1990 – 1995
I.         Kegiatan Akademis
II.      Kegiatan Sosial
III.   Kegiatan Oleh Raga Seni

II. Kerangka Sementara dirinci, dikembangkan idenya menjadi:
Topik: Kegiatan Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Periode 1990 –1995
1.      Kegiatan Akademis
·         Penelitian Seminar
·         Ceramah Ilmiah
·         Karya Wisata



2.      Kegiatan Sosial
             Partisipasi Mahasiswa dalam Membagikan Sembako kepada Masyarakat Sekitar Kampus Partispasi Mahasiswa dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Ciater, Jawa Barat Penggalangan Kerukunan Beragama bagi Warga Sekitar Kampus.


Radiasi Kuat dari Matahari Telah Sampai ke Bumi


Hidayatullah.com--NASA mengatakan radiasi badai matahari pekan ini melintas di atas kutub utara yang menciptakan pertunjukan cahaya yang menakjubkan. Radiasi dari badai matahari yang paling kuat dalam lebih empat tahun telah sampai ke bumi, tetapi tidak langsung mengenai planet ini. Badan Antariksa Amerika, NASA, mengatakan radiasi badai pekan ini melintas di atas kutub utara yang menciptakan pertunjukan cahaya  yang sangat menakjubkan di angkasa yang disebut juga “aurora borealis”Pemandangan yang sangat menakjubkan ini bisa terlihat di atas  kawasan kutub utara, serta dalam bentuk titik-titik sampai sejauh ke selatan seperti Kanada utara.  Badai itu juga mengganggu komunikasi radio di beberapa bagian dunia ini.

              Kobaran api matahari adalah badai geo-magnit yang kuat di permukaan matahari yang menyemburkan radiasi yang kuat ke antariksa. Semburan radiasi ini dinamakan Coronal Mass Ejections, CME, karena radiasi tersebut memancar dari  atmosfir-luar matahari atau corona.
Medan magnit bumi sendiri melindungi bumi terhadap sebagian besar radiasi antariksa.  Tetapi, badan Amerika Serikat yang melacak cuaca antariksa, NOAA, mengatakan bahwa sebagian semburan api matahari yang sangat besar dapat menghasilkan Coronal Mass Ejection ( CME).
        CME adalah partikel yang mampu menimbulkan pengaruh yang sangat besar terhadap bumi, antara lain, terhentinya  komunikasi, sistem alat pembantu navigasi satelit atau GPS dan korsletnya transmisi tenaga listrik.
Sebagian pakar yakin perkembangan di matahari pekan ini merupakan awal dari periode baru peningkatan kegaduhan di permukaan matahari. *
Foto: Aurora Borealis yang menjadi pemandangan menakjubkan, merupakan indikasi peningkatan kegaduhan di permukaan matahari/voa news