Rizki Novita Sari

Nama     : Rizki Novita Sari
No. Reg : 5115080255
E- mail   : rizkinovitasari03@yahoo.com
Status     : Anggota










HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR DASAR KOMPETENSI KEJURUAN MENGGUNAKAN HASIL PENGUKURAN DI SMK NEGERI 5 JAKARTA


OCKA DWI ATMAJI
5115052048



Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011


























ABSTRACT

Ocka Dwi Atmaji, Correlation Interest in Learning with Outcomes Learning Vocational Basic Competencies Using The Measurement Results in SMKN 5 Jakarta, Minithesis, Advisor Readysal Monantun and Muksin, Electrical Engineering Field Engineering Faculty State University of Jakarta 2011.
This study aims to determine the correlation of interest in learning with student learning outcomes in the Basic Competency Vocational, namely Using Measurement Result. This research was conducted in SMKN 5 Jakarta on events semester, academic year 2009/ 2010. This study used descriptive correlational approach.
The study population was all students of class X Power Engineering Study Program Expertise SMKN 5 Jakarta. While the sample taken as many as 36 students, which was conducted using random sampling. The instruments used in this study are of interest questionnaire to learn basic vocational competencies using the results of measurrements and basic tests competence to use the measurement results of vocational learning. The validity of obtained is r = 0. 97 for the instrument of interest to learn basic vocational competencies using the measurement results, and r = 0. 85 for test results to learn basic vocational competencies using the measurements results. Reliability is obtained is r = 0. 98 for the instrument interest in learning basic vocational competencies using measurements and r = 0. 92 for test results to learn basic vocational competencies using the measurements results.
 Results data of research interest in learning to basic vocational competency measurement results obtained using an average of 313. 94, median 307. 5, 298. 5 mode, and standard deviation of 37. 05. While the outcome data to learn  basic vocational competency measurement results obtained using the average was 18. 31. Mode 14. 9, median 17. 2, and standdard deviation of 5. 56. To determine the correlation of interest in learning basic vocational competencies using the measurement results with the results of learning basic vocational competencies using the measurement techniques used Pearson Product Moment correlation. From the calculation, the correlation coefficient rxy = 0. 97. This means there is a positive correlation of interest in learning basic vocational competencies using the measurement results with the results of learning basic vocational competencies using the measurement results.

Kata Kunci : SMK
































LEMBAR PENGESAHAN

NAMA DOSEN                                TANDA TANGAN                          TANGGAL

Drs. Wisnu Djatmiko, M. T.               ................................                            .....................
(Ketua Jurusan Elektro)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

NAMA DOSEN                                TANDA TANGAN                          TANGGAL

Drs. Readysal Monantun                    ................................                            .....................
(Dosen Pembimbing Materi)

Muksin, M. Pd.                                   .................................                           ....................   
(Dosen Pembimbing Metodologi)

Drs. Edy Sutadi                                  ...............................                             .....................
(Ketua)

Drs. Purwanto Gendroyono, M. T.     ...............................                             .....................
(Sekretaris)

Massus Subekti, S. Pd., M. T.             ...............................                             .....................
(Penguji Ahli)

Tanggal Lulus : 13 Januari 2011






























BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan tingkat menengah yang bertanggung jawab dalam mencetak sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademis sekaligus keahlian khusus. Dengan menguasai teori dan praktek, setiap lulusan SMK diharapkan mampu bersaing di dunia industri.
SMK memiliki beberapa tujuan, yaitu : menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesionalisme, menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri, menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun masa yang akan datang, menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif.1
SMK selalu berusaha meningkatkan mutu lulusannya agar dapat memiliki kesiapan dan kemampuan untuk memasuki dunia kerja dengan membekali siswa seperangkat kemampuan yang harus dipelajari dan dikuasai, sesuai dengan tuntutan lapangan kerja. Di dalam proses belajar mengajar, SMK mengelompokkan sistem pembelajaran menjadi pembelajaran pengetahuan dan pembelajaran keterampilan.
Menguasai dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran merupakan salah satu standar kompetensi pada kompetensi keahlian teknik instalasi tenaga listrik untuk siswa kelas X (sepuluh). Dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran sangat berhubungan dengan program diklat lainnya. Oleh karena itu siswa diharapkan dapat menguasai dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran baik melalui pembelajaran pengetahuan, seperti teori maupun pembelajaran keterampilan yaitu praktik.
Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada pada diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah ffaktor yang terdapat di luar diri siswa, salah satu faktor internal yang mempengaruhi tercapainya keberhasilan belajar adalah minat siswa.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang memerintah.2 Suatu minat  dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. 3
Oleh karena itu guru harus berusaha agar materi yang dipelajari siswa bisa mengubah pola pikir siswa dan menghasilkan minat belajar. Akan tetapi kadang- kadang ditemukan hal yang sebaliknya, tidak jarang ditemukan siswa yng tidak berminat terhadap bidang studi yang dipelajarinya. Karena tidak adanya faktor pendorong untuk mendalami bidang studi yang dipelajarinya itu. Guru pun kadang- kadang bersifat acuh terhadap masalah yang dihadapi siswanya, sehingga tujuan yang diinginkan dalam belajar tidak tercapai secara maksimal.4
Untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam belajar, guru hendaknya berusaha untuk menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu merasa butuh dan ingin terus belajar. Dalam pengertian, menciptakan siswa- siswa yang memiliki minat belajar yang sangat besar. Mungkin dengan cara mnjelaskan hal- hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasaan terhadap belajar.
Dengan adanya minat tersebut, siswa merasa butuh akan pelajaran, sehingga diharapkan siswa menjadi giat dan aktif dalam belajar. Hal ini akan mempermudah guru dalam menyampaikan pelajarannya yang berarti pencapaian target kurikulum yang harus dilaksanakan oleh guru akan lebih mudah, sehingga hasil belajar yang dicapai siswa pun baik.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk meneliti seberapa besar hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.

1.2              Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah maka penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
Apakah terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran?

1.3              Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujua untuk :
1.      Memperoleh informasi hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.
2.      Mengetahui seberapa besar minat belajar siswa- siswa di SMKN 5 Jakarta.
3.      Mengetahui usaha- usaha yang dilakukan pengajar di dalam menumbuhkan minat belajar siswa.





1.4              Kegunaan Penelitian
Dengan penelitian yang telah dilakukan, keguanaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagi Siswa
a.       Sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.
b.      Dapat meningkatkan prestasi belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran

2.      Bagi Guru
a.       Menjadi informasi yang penting bagi guru dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.
b.      Sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran dan menambah minat belajar siswa.

3.      Bagi Peneliti
a.       Memberikan gambaran yang jelas bagi peneliti tentang hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.
b.      Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya yang sejenis.





































BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2. 1      Kerangka Teoritis
            2. 1. 1 Hakikat Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan bahwa bagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.5
Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan kemampuan yang lainnya.6  Jadi belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang yang dapat dilihat dari peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku dari seseorang yang belajar.
Menurut pendapat R. Gagne tentang belajar yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya, belajar dan faktor- faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua definisi belajar, yaitu :
(1).       Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.  (2). Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.8
Jadi dalam proses belajar menurut R. Gagne merupakan suatu proses mendapatkan motivasi untuk menguasai pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) yang didapatkan dari pengajaran.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Kegiatan ini sangat penting bagi manusia, dan ini merupakan ciri khas yang dimiliki manusia.
Jadi belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam diri seseorang dan merupakan interaksi aktif antara subyek belajar dengan lingkunganya yang menghasilkan perubahan – perubahan pada diri seseorang, dalam hal pengalaman, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif menetap atau lama.

2. 1. 2 Hakikat Minat Belajar Menggunakan Hasil Pengukuran
                        Belajar sebagai suatu proses dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, salah satunya adalah minat.
                       
Menurut Slameto, siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri – ciri sebagai berikut:
                        (a). Mempunyai kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus (perhatian), (b). Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati (perasaan senang), (c). Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya (ketertarikan), (d). Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan (partisipasi).
                        Berdasarkan teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan, minat belajar menggunakan hasil pengukuran adalh kecenderungan tertarik pada mata pelajaran menggunakan hasil pengukuran yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan secara terus- menerus,  yang diikuti rasa senang dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. 1. 3 Hakikat Hasil Belajar Menggunakan Hasil Pengukuran
                        Menurut Soedijanto, hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh belajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
                        Menurut Yulaelawati yang mengutip dari pernyataan Bloom mengatakan bahwa hasil belajar sebagai tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat diklasifikasikan menjadi tiga bidang yaitu : a) Kognitif, tujuannya yaitu memperoleh pengetahuan fakta atau ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan evaluasi, b) Afektif, tujuannya yaitu memperoleh sikap, apresiasi dan karakterisasi, c) Psikomotor, tujuannya yaitu keterampilan fisik yang berkaitan dengan keterampilan gerak maupun ekspresi verbal maupun non verbal. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan- gerakan motorik yakni berhubungan dengan urat- urat syaraf dan otot- otot neuromuscular.
                        Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menggunakan hasil pengukuran merupakan indikator keberhasilan siswa selama mengikuti pengajaran dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran. Kemampuan ini didapat siswa SMK Negeri 5 Jakarta pada saat berada di kelas X.
                        Pada dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran, siswa diharapkan mampu menguasai kompetensi dassar mendeskripsikan konsep pengukuran besaran- besaran listrik. Ketiga dimensi tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa agar tujuan dari pembelajaran dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran dapat tercapai, sehingga siswa akan memperoleh hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran yang lebih baik.
2. 1. 4 Menggunakan Hasil Pengukuran
                        2. 1. 4. 1 Prinsip Dasar Memilih Alat Ukur
Mengukur pada hakikatnya membandingkan sesuatu besaran yang belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui besarannya. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Pemilihan alat ukur yang baik diperlukan dalam kegiatan pengukuran.
Pada prinsipnya memilih alat ukur listrik adalah upaya untuk mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan besaran- besaran listrik yang hendak diketahui nilai besarannya. Hal ini berkaitan dengan upaya untuk menentukan nilai kuantitas besaran listrik yang hendak diketahui. Ada 2 besaran listrik yang esensial untuk diketahui nilai besarannya, yaitu arus dan tegangan.

                        2. 1. 4. 2  Konsep Menggunakan Alat Ukur
Untuk dapat menggunakan berbagai macam alat ukur listrik perlu pemahaman pengetahuan yang memadai tentang konsep- konsep teoritisnya. Dalam mempelajari pengukuran dikenal beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu :
a.       Instrumen  : alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu kuantitas atau variabel.
b.      Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.
c.       Ketepatan : suatu ukuruan kemampuan untuk hasil pengukuran yang serupa.
d.      Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respon instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
e.       Resolusi     : perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
f.       Kesalahan  : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang sebenarnya.

                        2. 1. 4. 3 Penggunaan Alat Ukur
Kemampuan menggunakan alat ukur listrik meliputi kemampuan untuk merangkai alat ukur listrik, melakukan pengukuran, cara membaca alat ukur, ketelitian dan ketepatan. Cara merangkai alat ukur dengan beban yang diukur antara alat ukur yang satu dengan yang lain berbeda. Pada saat melakukan pengukuran harus diperhatikan cara meletakkan alat ukur, cara membaca alat ukur agar tidak terjadi kesalahan pengukuran. Ketelitian pengukuran adalah harga terdekat dengan suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan pengukuran adalah suatru ukuran kemampuan untuk nmendapatkan hasil pengukuran serupa.
Di bawah ini dapat dilihat contoh – contoh dari alat ukur listrik :
a.       Ampermeter
Amperemeter adalah suatu alat ukur llistrik yang digunakana untuk mengukur besaran arus listrik.
b.      Voltmeter
Voltmeter adalah alat ang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik atau tegangan listrik.
c.       Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untk menahan mengalirnya arus listrik dalam suatu konduktor.
d.      Wattmeter
Wattmeter dalam kamus teknik adalah pengukur watt.

2. 2      Kerangka Berpikir
Belajar sebagai suatu proses dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, salah satunya adalah minat.          
Peserta didik yang memiliki minat untuk belajar lebih baik daripada peserta didik yang tidak memiliki minat untuk belajar. Minat timbul apabila siswa tertarik akan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa apa yang dipelajarinya atau dikerjakannya, bermakna bagi dirinya.
Berkaitan dengan minat belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran, dapat diartikan apabila siswa memiliki minat yang besar terhadap dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya pada pelajaran tersebut sehingga mampu mendapatkan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran yang lebih baik, yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan uraian di atas, diduga minat belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran mempengaruhi dan menentukan hasil belajardasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.

2. 3      Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian yang terdapat pada deskripsi teoritis dan kerangka berpikir, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : terdapat hubungan positif antara minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.































BAB III
METODE PENELITIAN

3.1              Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMKN 5 Jakarta yang beralamat di Jl. Pisangan Baru, Jakarta Timur pada tahun ajaran 2009/ 2010

3.2              Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan pengukuran adalah metode deskriptif dengan pendekatan korelasional. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejla yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Metode penelitian deskriptif digunakan karena peneliti ingin memperoleh gambaran tentang hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.

3.3       Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran, populasi yang digunakan adalah seluruh siswa SMKN 5 Jakarta kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang berjumlah 105 siswa. Sampel penelitian adalah kelas XA dan XB Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik sebanyak 36 siswa atau 34% dari 105 siswa. Teknik pengambilan sampel penelitian dengan cara random sampling melalui teknik undian.

3.4        Variabel Penelitian
Penelitian hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran, menggunakan 2 variabel yaitu minat belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran sebagai variabel bebas dan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran sebagai variabel terikat.




3.5        Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data minat belajar menggunakan hasil pengukuran, peneliti menggunakan instrumen minat belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran. Data hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran diperoleh menggunakan instrumen tes hasil belajar.
Minat siswa diukur dengan menggunakan instrumen dalam bentuk kuesioner dengan skala model Semantic Differential (Beda Semantik) dengan indikator- indikator menurut Slameto.
Hasil belajar diukur dengan menggunakan instrumen dalam bentuk tes dengan indikator- indikator berdasarkan Spektrum SMK.
      Bidang Studi Keahlian           : Teknologi dan Rekayasa
      Program Studi Keahlian          : Teknik Ketenagalistrikan
      Kompetensi Keahlian              : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
      Standar Kompetensi               : Menggunakan Hasil Pengukuran

3.6        Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menyebar kuesioner (angket) kepada siswa. Setelah instrumen diuji cobakan, kemudian dilakukan tabulasi data dan memberi skor kepada setiap responden. Skor responden dibelah menjadi 2 bagian. Belahan pertama adalah jumlah skor responden pada nomor ganjil yang diberi kode X. Belahan kedua adalah jumlah skor responden pada nomor genap yang diberi kode Y.
a.       Uji Validitas
b.      Uji Reliabilitas

3.7        Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat dilakukan dengan cara uji regresi dan uji korelasi yang dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1.      Uji Regresi
2.      Uji Persyaratan Analisis:
a.       Uji Normalitas
b.      Uji Keberartian
c.       Uji Linieritas

3.8        Hipotesis Statistik
Setelah uji persyaratan dilakukan, selanjutnya adalah uji hipotesis untuk mengetahui hipotesis statistiknya. Untuk menguji hipotesis langkah pertama yang dilakukan adalah dengan menghitung koefisien antara variabel X dan Y dengan korelasi Product Moment, dengan rumus Pearson.

















































BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil Penelitian
            4. 1. 1 Deskripsi Data
                        4. 1. 1. 1 Hasil Belajar Siswa (X)
Data yang diperoleh untuk minat belajar menggunakan hasil pengukuran menunjukkan rentangan skor mulai dari skor 245 sampai dengan skor 370. Harga rata- rata dari rentangan skor adalah sebesar 313, 94, median 307, 5 dan modus 298, 5.

      4.1.1.2 Hasil Belajar Siswa (Y)
Data yang diperoleh untuk hasil belajar menggunakan hasil pengukuran menunjukkan rentangan skor mulai dari skor 9 sampai dengan skor 30. Harga rata- rata dari rentangan skor adalah sebesar 18, 31, median 17, 2 dan modus 14, 9.

4.1.2  Uji Persyaratan Analisis
            4.1.2.1  Uji Normalitas
            4.1.2.2  Uji Keberartian Regresi
            4.1.2.3  Uji Kelinieran Persamaan Regresi

4.1.3  Uji Hipotesis
      Untuk menguji hipotesis, terlebih dahulu ditentukan regresinya untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y.
      Hasil analisis regresi memberikan persamaan sebagai berikut :
Ý = -27,43 + 0,145X

4.2       Pembahasan
            4.2.1  Interpretasi dan Hasil Penelitian
Untuk mengetahui berarti atau tidaknya hubungan kedua variabel tersebut, maka dilakukan uji signifikansi (berarti) dengan menggunakan Uji-t dengan taraf signifikansi (α) 0,05 dan derajat kebebasan (dk) 34. Ho dalam penelitian ini ditolak dan sebaliknya Ha diterima, berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran” diterima.

            4.2.2  Keterbatasan Penelitian
                        Keterbatasan- keterbatasan penelitian ini meliputi :
1.      Penelitian yang dilakukan hanya terbatas pada satu mata pelajaran dan satu jurusan saja sehingga perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut terhadap bidang dan jurusan yang berbeda agar dapat dibandingkan.
2.      Peneliti tidak memperhatikan faktor- faktor lain seperti latar belakang sosial, ekonomi, usia, jenis kelamin, dan yang lainnya dari responden, yang kemungkinan memiliki hubungan dengan minat belajar siswa.
3.      Peneliti hanya membahas hubungan minat belajar menggunakan hasil pengukuran dengan hasil belajar dengan menggunakan hasil pengukuran, selain itu masih banyak variabel – variabel lain yang bersifat obyektif yang didalamnya memiliki hubungan dengan hasil belajar menggunakan hasil pengukuran.










































BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson maka diperoleh rhitung = 0, 96 lebih besar dari rtabel = 0, 329. Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara minat belajar menggunakan hasil pengukuran dengan hasil belajar menggunakan hasil pengukuran pada taraf signifikan (α) 0, 05.

5.2       Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan yang telah dibuat, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :
a.       Bagi Guru
Mengemas materi dengan sebaik- baiknya baik secara teori maupun praktek agar siswa tidak merasa bosan dan menggunakan metode- metode yang menarik dan bervariasi untuk menambah minat belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran.
b.      Bagi Siswa
Siswa hendaknya lebih rajin lagi mempelajari materi dan mengulang kembali setelah di rumah untuk menimbulkan minat dalam belajar yang lebih baik. Belajar dan melakukan praktek bersama teman- teman dalam kelompok  juga akan membantu, karena siswa bisa saling bertanya jika ada materi yang kurang.
c.       Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan penelitian hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran di SMKN 5 Jakarta bisa dijadikan gambaran untuk memulai langkah selanjutnya dalam meneliti dengan masalah penelitian yang sama, meskipun penelitian hubungan minat belajar dengan hasil belajar dasar kompetensi kejuruan menggunakan hasil pengukuran di SMKN 5 Jakarta tidak dapat mewakili semua siswa yang ada di sekolah.

JUDUL SKRIPSI :
Korelasi Antara Kemampuan Belajar Mata Kuliah Penggunaan dan Pengaturan Motor  (PPM) dengan Kemampuan Belajar Mata Kuliah Programmable Logic Controller  (PLC)
Penulis : Budi Prabowo Wijayanto


ABSTRAK
Budi Prabowo Wijayanto, Korelasi Antara Kemampuan Belajar Mata Kuliah Penggunaan dan Pengaturan Motor  ( PPM ) dengan Kemampuan Belajar Mata Kuliah Programmable Logic Controller  (PLC), Jakarta : Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta, Januari 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kemampuan belajar mata kuliah Penggunaan dan Pengaturan Motor ( PPM ) dengan kemampuan belajar mata kuliah Programmable Logic Controller ( PLC ). Hipotesis penelitian ini adalah diduga terdapat korelasi antara kemampuan belajar mata kuliah PPM dengan kemampuan belajar mata kuliah PLC.
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro ( S1 ). Sampel yang diambil sebanyak 30 orang mahasiswa Angkatan 2001- 2003. Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes tertulis berbentuk soal pilihan ganda dengan skor 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Reliabilitas yang didapat adalah 0, 923 untuk PPM dan 0, 903 untuk PLC.
Hasil penelitian menunjukkan skor tertinggi untuk nilai kemampuan belajar PPM adalah 39, skor terendah adalah 11, rata- rata 29, 73 dan simpangan baku 8, 68. Uji normalitas dengan uji lilietos dengan taraf signifikansi  α = 0, 05 diperoleh Lhitung 0, 1423 dan Ltabel 0, 161. Karena Lhitung  < Ltabel  maka dapat disimpulkan bahwa sampel kemampuan belajar PPM berdistribusi normal. Data kemampuan belajar mata kuliah PLC menunjukkan skor tertinggi adalah 36, skor terendah adalah 8, rata- rata 20, 3 dan simpangan baku 8, 25. Uji homogenitas sampel menggunakan uji Bart Lett dengan taraf  β = 0, 05 diperoleh X hitung = 0, 023 dan X2  tabel  = 26, 3. Karena X12  hitung < X1tabel, maka dapat disimpulkan bahwa sampel kemampuan belajar PPM dan kempuan belajar mata kuliah PLC homogen. Uji  linielitas dengan taraf signifikansi α = 0, 05 diperoleh hasil fhitung = 1, 73 dan ftabel =2, 63. Karena fhitung < ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara kemampuan belajar mata kuliah PPM dan kemampuan belajar mata kuliah PLC.


10 KESALAHAN PENULISAN PADA SKRIPSI :

1.      Pada BAB I PENDAHULUAN halaman 1 :
“ Melalui pendidikan pula kreadibilitas sebuah Negara bisa dipertaruhkan, karena pendidikan begitu menentukan kecerdasan bangsa suatu Negara tak terkecuali bangsa Indonesia. “
Kata “Negara” seharusnya menggunakan huruf kecil, menjadi :
“Melalui pendidikan pula kreadibilitas sebuah negara bisa dipertaruhkan, karena pendidikan begitu menentukan kecerdasan bangsa suatu negara tak terkecuali bangsa Indonesia. “

2.      Pada BAB I PENDAHULUAN halaman 1 :
“ Melalui pendidikan pula kreadibilitas sebuah Negara bisa dipertaruhkan, karena pendidikan begitu menentukan kecerdasan bangsa suatu Negara tak terkecuali bangsa Indonesia. “
Kata “bangsa” seharusnya menggunakan huruf kapital, menjadi :
“Melalui pendidikan pula kreadibilitas sebuah negara bisa dipertaruhkan, karena pendidikan begitu menentukan kecerdasan bangsa suatu negara tak terkecuali Bangsa Indonesia. “

3.      Pada Kata Pengantar halaman iv :

“Drs. Purwanto Gendroyono, MT., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta”

Penulisan gelar seharusnya dipisahkan dengan tanda titik (.), menjadi :

“Drs. Purwanto Gendroyono, M.T., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta”


4.      Pada Kata Pengantar halaman iv :

“Drs. Wisnu Djatmiko M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta”

Penulisan nama dan gelar seharusnya dipisahkan dengan tanda koma (,) , menjadi :

“Drs. Wisnu Djatmiko, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta”


5.      Pada BAB II halaman 6 :

“Belajar adalah suatu proses perubahan dari belum mampu kearah mampu, dan proses itu terjadi selama jangka waktu tertentu.”

Sebelum kata hubung dan, seharusnya tidak ada tanda koma (,) menjadi :

“Belajar adalah suatu proses perubahan dari belum mampu kearah mampu dan proses itu terjadi selama jangka waktu tertentu.”


6.      Pada BAB II halaman 6 :

“Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, daya kreasinya dan lain- lain aspek yang ada pada individu”

Pada akhir kalimat, seharusnya diberi tanda titik (.) menjadi :

“Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, daya kreasinya dan lain- lain aspek yang ada pada individu.”

7.      Pada halaman 7 :

“Karena belajar merupakan suatu proses, sudah pasti memerlukan waktu dan sarana.”

Kata hubung “karena” tidak boleh di awal kalimat, menjadi :

“Belajar merupakan suatu proses,  oleh karena itu belajar sudah pasti memerlukan waktu dan sarana.”

8.      Pada halaman 14 :
“Dengan kata lain pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu.”
Seharusnya diber tanda koma (,) untuk memisahkan 2 kata diantara kata lain dan kata pengoperasian, menjadi :
“Dengan kata lain, pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu.”

9.      Pada halaman 14 :

“Dengan kata lain pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu. Sehingga disebut juga saklar mekanis.”
Kata hubung “sehingga” tidak boleh di awal kalimat, seharusnya :
“Dengan kata lain, pengoperasian saklar ini langsung oleh manusia tidak menggunakan alat bantu sehingga disebut juga saklar mekanis.”

10.  Pada halaman 22 :

“Kontaktor magnet adalah suatu alat pengubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan beban.”

Pada awal paragraf, kata “kontaktor” seharusnya menjorok ke dalam atau menjorok ke kanan, sehingga menjadi :
           
“          Kontaktor magnet adalah suatu alat pengubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan beban.”



5 KESALAHAN PENULISAN BERDASARKAN EYD :

  1. Halaman 1 : kata “mumpuni” seharusnya “berkualitas”
  2. Halaman 6 : kata “kearah” seharusnya dipisah karena kata depan ke, menjadi “ke arah”
  3. Halaman 6 : kata “ditunjukan” seharusnya “ditunjukkan”
  4. Halaman 6 : kata “lain- lain aspek“ seharusnya “aspek lainnya”
  5. Halaman 22 : kata “pengubung” seharusnya “penghubung” karena huruf “h” tidak melebur seperti huruf “s” jika diberi imbuhan


KATA – KATA KETEKNIKAN YANG ADA DALAM SKRIPSI :

  1. Halaman i :
Instrumen : alat yang digunakan untuk mendukung suatu pekerjaan, seperti instrumen penelitian, yaitu alat yang dipakai untuk menunjang keberhasilan suatu penelitian

  1. Halaman i :
Sampel : satu atau beberapa komponen yang diambil sebagai contoh untuk mendapatkan hasil seluruh populasi yang diinginkan

  1. Halaman 14 :
Saklar : alat untuk memutus dan menghubungkan arus listrik

  1. Halaman 22 :
Kontaktor magnet : suatu alat penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat menghubungkan antara sumber arus dengan beban